Monday, July 27, 2009

Flu Burung, Flu Babi, Sebuah Tanda Tanya

Kekhawatiran warga dunia terhadap ancaman penyakit flu burung belum reda, kini kita sudah diguncang lagi dengan ancaman penyakit baru flu babi. Penyebaran virus influenza tipe A H1N1 ini bahkan lebih cepat dibandingkan flu burung, sehingga WHO meningkatkan kesiagaan dari tingkat empat ke tingkat 5, yang artinya flu babi ini sudah mendekati tahap pandemi atau akan menjadi wabah yang mengglobal.

Saat ini, selain di Meksiko, negara AS, Inggris, Kanada, Spanyol dan Israel memkonfirmasi ada warganya yang sudah terkena virus flu babi. Bagaimana dengan Indonesia? Untuk sementara kita mungkin masih bisa bernapas lega karena Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengatakan bahwa virus flu babi hanya mampu hidup dalam cuaca dingin, dan tidak bisa bertahan di daerah berhawa tropis.

Munculnya penyakit-penyakit menular yang berasal dari virus yang dibawa oleh hewan, seperti AIDS yang katanya dari monyet, flu burung dan sekarang flu babi, selayaknya menggelitik kita dengan pertanyaan-pertanyaan kritis, darimana semua virus-virus itu datang, apakah mungkin sebuah virus atau penyakit bisa muncul begitu saja atau adakah yang sengaja membuat dan menyebarkannya?

Sebuah buku berjudul "Deadly Mist, Upaya Amerika Merusak Kesehatan Manusia" yang ditulis Jerry D Gray mungkin bisa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan itu, tanpa bermaksud untuk melontarkan tuduhan pada satu pihak, tapi sebagai bahan pemikiran yang bisa membuat kita lebih waspada terhadap berbagai ancaman penyakit menular yang muncul dalam beberapa tahun belakangan ini.

Jerry D Gray adalah warga negara AS keturunan Jerman yang pernah bergabung di dinas Angkatan Udara AS. Gray yang kini menetap di Indonesia juga seorang mualaf yang aktif berdakwah dan menulis buku berisi kajian kritisnya tentang politik dan media massa di AS.

Dalam bukunya "Deadly Mist" Gray secara gamblang memaparkan peran AS dalam pembuatan zat-zat biologi dan kimia yang berbahaya bagi manusia, seperti MSG, Aspartam (gula buatan), fluoride dan zat-zat mematikan lainnya. Penggunaan senjata biologi bahkan sudah dilakukan dalam penaklukan benua Amerika untuk "memusnahkan" orang-orang Indian, penuduk asli benua itu.Dalam buku tersebut Gray juga memaparkan konspirasi jahat dibalik penyebaran virus AIDS, Antrax sampai flu burung dan membeberkan bahwa bibit-bibit penyakit itu telah dengan sengaja dikontaminasikan pada manusia sebagai uji coba bahkan untuk kepentingan industri obat-obatan mereka untuk meraup keuntungan. Yang lebih kejam lagi, AS juga tega menjadikan rakyatnya sendiri sebagai target uji coba bahan kimia dan biologi berbahaya buatan mereka.

Menurut Gray, semua itu dilakukan bukan tanpa alasan. Zat-zat kimia dan biologi berbahaya, bibit penyakit dan virus-virus dan vaksin sengaja diciptakan dan disebarkan ke manusia untuk satu tujuan, keamanan nasional dan mewujudkan apa yang disebut Tatanan Dunia Baru, World New Order. Dalam buku itu Gray menyebutkan bahwa sejak Perang Dunia II, AS dan pimpinan Nazi, Adolf Hitler secara rahasia berkolaborasi untuk mewujudkan Tatanan Dunia Baru itu. Para pengusung New World Order ini punya misi rahasia yaitu;

1. Menciptakan satu pemerintahan dunia

2. Menciptakan satu pemimpin dunia

3. Menciptakan satu kepercayaan (baru) dunia

4. Menjaga dan melindungi ras unggul (orang-orang kulit putih sehat, melalui pengendalian jumlah penduduk)

5. Menjadikan warga negara dunia ketiga sebagai pembantu atau buruh.

Untuk mencapai misi itulah mereka menciptakan zat-zat kimia dan biologi berbahaya, bibit penyakit dan virus-virus mematikan sebagai "senjata pemusnah massal yang efektif" untuk melakukan seleksi terhadap ras unggul manusia itu, bahkan membuat obat-obatan yang sejatinya adalah racun bagi tubuh manusia sehingga manusia menjadi sakit dan lemah sehingga mereka tidak bisa melakukan perlawanan, bahkan terancam kematian massal sebagai alat pengendalian penduduk dunia tadi.

Lalu, adakah flu babi yang sedang mewabah ini bagian dari konspirasi jahat itu? Wallahualam bishowab. Semoga Allah swt senantiasa melindungi kita dari segala bentuk kejahatan dan penyakit dan senantiasa memberi memberikan petunjuk pada kita yang benar adalah benar dan yang jahat adalah jahat.
eramuslim.com

kumpulan bintang berbentuk tanda tanya

Dengan bentuknya yang unik, berkilauan, serta terdiri dari berbagai warna, kumpulan bintang ini bergerak spiral ke bagian bawahnya yang tampak bagaikan sebuah titik. Gambar yang menawan ini diambil lebih dari 100.000 tahun cahaya oleh teleskop ruang angkasa Hubble.

Teleskop ini menunjukkan sekelompok kumpulan bintang yang beriteraksi satu dengan lain. Gambar tersebut dikeluarkan untuk memperingati 19 tahun peluncuran Hubble.

Pancuran kosmik bintang, gas, serta debu tersebut disebut oleh Badan Antariksa AS (NASA) sistem Arp 194. Cahaya oranye pada bagian atas diyakini sebagai hamparan galaksi yang berada pada proses menyatu dalam satu himpunan kelompok bintang.

Pada bagian bawah kumpulan bintang, terdapat daerah dengan warna biru cerah yang merupakan arus klaster bintang 'super'. Klaster ini disebut NASA sebagai pancuran kumpulan bintang muda. Gambar berupa 'titik' di bagian paling bawah dari wujud kumpulan bintang yang menyerupai tanda tanya itu merupakan galaksi spiral tunggal.

Sejak diluncurkan pada 25 April 1990, Hubble telah melakukan lebih dari 880.000 observasi dan mendokumentasikan 570.000 gambar lebih dari 29.000 obyek ruang angkasa. Posisi Hubble di luar atmosfer bumi memungkinkannya mengabadikan gambar hampir tanpa ada gangguan pencahayaan.

Bulan depan, pesawat ulang-alik ruang angkasa Atlantis yang mengangkut perlengkapan mekanik diluncurkan untuk mengadakan perawatan Hubble yang masih dioperasikan hingga 5 tahun mendatang. Pengganti Hubble, James Webb, baru diluncurkan pada 2013.
kompas.com

Penemuan Gunung Raksasa Mengundang Tanda Tanya

Kemunculan gunung api termasuk gunung yang baru ditemukan di perairan barat Sumatera tidak mungkin secara tiba-tiba. Demikian dijelaskan Direktur Pusat Penelitian Geologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Iskandar Zulkarnain, mengomentari penemuan gunung raksasa tersebut.

"Ada proses panjang yang membentuk gunung api muncul, tidak mungkin tiba-tiba," katanya, Jumat (29/5). Ia mencontohkan pembentukan kembali gunung api Krakatau di Selat Sunda yang membutuhkan waktu lebih dari 50 tahun setelah sempat meletus pada tahun 1883.

Iskandar mengatakan, pihaknya belum mendapat laporan resmi terkait temuan gabungan para pakar geologi Indonesia dan sejumlah negara asing tersebut. Namun, penemuan tersebut mengundang sejumlah pertanyaan.

Menurut dia, tanda-tanda keberadaan gunung api di perairan barat Sumatera seharusnya terdeteksi oleh satelit sebelumnya. "Seharusnya ada deteksi ya kan, tapi sejauh ini saya belum pernah mendapat informasi tentang keberadaan gunung api di perairan barat Sumatera khususnya di laut Bengkulu ini," katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Geologi Badan Klimatologi dan Geofisika Bengkulu Dadang Permana mengatakan, di titik lokasi keberadaan gunung api tersebut tidak pernah terdeteksi adanya aktivitas vulkanik. Pihaknya belum dapat memastikan temuan tersebut.

"Bagi kami, ini masih sebatas hipotesa dan BMKG perlu melakukan penelitian lagi karena tidak pernah terdeteksi getaran vulkanik di titik 330 km arah barat Kota Bengkulu," katanya.

Keberadaan gunung api raksasa ini dilaporkan sebagai hasil penelitian gabungan sejumlah lembaga, yaitu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral CGG Veritas, serta Institut de Physique Globe) Paris. Gunung api tersebut diperkirakan berdiameter 50 km dan tinggi 4.600 meter dengan lokasi 330 km arah barat Kota Bengkulu.

kompas.com